Sakura

Senin, 26 November 2012

Sistem pernafasan pada manusia part 1


SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA

                Semua makhluk hidup membutuhkan energy yang diperoleh dari makanan. Bahan makanan dalam tubuh kita dapat berubah menjadi energy bila telah melewati proses respirasi.
                Respirasi adalah suatu proses perombakan bahan makanan menggunakan oksigen sehingga diperoleh energy dan gas sisa pembakaran berupa karbondioksida (CO2). Proses respirasi yang menggunakan oksigen disebut respirasi aerob. Tidak semua makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk mengubah makanan menjadi energy, proses seperti ini disebut juga respirasi anaerob.
                Oksigen yang digunakan untuk proses respirasi diperoleh melalui system pernapasan. Pernapasaan addalah proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannnya. Proses pertukaran gass mencangkup dua proses, yaitu proses pengambilan gas dari lingkungannya ke dalam tubuh yang disebut inspirasi dan proses pengeluaran gas sisa perombakan dari dalam tubuh ke lingkungan , yang disebut ekspirasi.
Berdasarkan tempat terjadinya , pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.       Pernafasan luar (eksterna) , yaitu pernafasan O2 dalm alveoli dengan CO2 dalam darah
2.       Pernafasan dalam (interna) , yaitu pertukaran udara dari aliran darah ke sel – sel tubuh

System pernafasan pada manusia mencangkup 2 hal , yakni saluran pernafasan dan mekanisme pernafasan. Urutan saluran pernafasan adalah sebagai berikut :
Rongga hidung             faring             trakea          bronkus           paru – paru (bronkiolus dan alveolus)
A.        Alat pernafasan
a.       Rongga hidung (Cavum nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung. Rongga hidung berlapis selaput lender, di dalamnya terdapat kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Selaput lender berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernafasan. Selain itu , terdapat rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdpat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
b.      Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran , yaitu saluran pernafasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring(tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.
c.       Tenggorokan (trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ±10 cm, terletak sebagian dileher dan sebagian di rongga dada(torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan bagian dalam bersilia. Silia – silia ini berfungsi menyaring benda asing yang masuk kesaluran pernafasan
d.      Cabang – cabang tenggorokan (bronki)
Tenggorokan (trakea) bercabangmenjadi 2 bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak beraturan dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya mengelilingi lumen dengan sempurna. Ronkus bercabang – cabang lagi menjadi bronkiolus.
e.      Paru – paru (pulmo)
Paru – paru teerletak di dalam rongga bagian atas , di bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk, dan di bagian bawah di batasi oleh diafragma yang berotot kuat.
Paru – paru ada 2 bagian yaitu paru – paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru – paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru – paru dibungkus oleh 2 selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru – paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar(pleura parietalis)
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru – paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeable terhadap air dan zat – zat lain.
Paru – paru tersusun oleh bronkiolus , alveolus , jaringan elastic dan pembuluh darah. Paru – paru berstruktur seperti spons yang elastic dengan daerah permukaan dalam yang sanagt lebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru – paru , bronkiolus bercabang – cabang halus dengan diameter ± 1mm , dindingnya makin menipis disbanding bronkus.
Bronkuolus tidak mempunyai tulang rawan , tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epithelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus)
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantung kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka kemungkinan terjadinya difusi gas pernafasan
B.        Mekanisme pernafasan
Pada dasarnya, aliran udara dalam alveolus terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara bebas dengan tekanan udara pada alveolus. Perbedaan tekanan ini terjadi sebagai akhibat perubahan volume rongga dada dan rongga perut, yang ditimbulkan oleh gerakan kontraksi dan relaksasi  otot – otot antar tulang rusuk, otot diafragma , dan otot perut.
1.       Pernafasan dada
Terjadi karena aktifitas otot antar tulang rusuk
J    Bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk terangkat, volume rongga dada akan membesar  dan tekanan udara di dalamnya akan lebih kecil dari udara luar, sehingga terjadi pemasukan udara ke dalam ruang alveoli, dan disebut inspirasi
J    Bila otot antar tulang rusuk dalam yang berelaksasi , tulang rusuk akan tertekan , volume rongga dada akan menurun , tekanan udara membesar , sehingga udara terdorong keluar ,  disebut ekspirasi
2.       Pernafasan perut (diafragma)
J    Bila otot diafragma berkontraksi , maka diafragma akan mendatar, volume rongga dad bertambah besar dan akan terjadi pemasukan udara dari luar, disebut inspirasi
J    Bila otot dinding perut berelaksasi , maka alat – alat dalam rongga perut terdorong ke atas dan diafragma naik , sehingga rongga dada bertambah kecil volumenya, disebut ekspirasi
C.        Volume udara yang di pernafaskan
Volume udara yang di pernafaskan oleh tubuh dapat digolongkan menjadi :
a.       UP (udara pernafasan) , yaitu volume udara yang keluar masuk paru – paru sebagai akhibat aktivitas pernafasan. Disebut juga Tidal Volume
b.      UK ( udara komplementer) , yaitu volume udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru – paru setelah inspirasi biasa
c.       UC (Udara cadangan ) , yaitu volume udara yang masih dapat dihembuskan dari dalm paru – paru setelah melakukan ekspirasi biasa
d.      UR (udara residu) , yaitu volume udara yang tersisa di dalam paru – paru setelah melakukan ekspirasi sekuat – kuatnya.
e.      KV (kapasitas vital paru – paru ) , yaitu volume udara yang dapat dihembuskan sekuat – kuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat – kuatnya
KV = UP + UK = UC
f.        VTP (volume total paru – paru=kapasitas total paru – paru) , yaitu volume udara yang tertampung di dalm paru – paru
VTP = KV + UR
Skema udara pernafasan


Udara Komplementer (UK)
1500ml
Udara Pernafasan (UP)
500ml
Udara Cadangan (UC)
1500ml
Udara Residu (UR)
1000ml
     Panah sebelah kiri menun jukan Kapasitas total, sedangkan panah sebelah kanan menunjukan Kapasitas vital.
                        Dari ± 500 cc udara pernafasan hanya 350 cc yang dapat sampai ke alveolus , sedangkan sisanya mengisi ruang – ruang saluran pernafasan.
     Kerja otot – otot pernafasan dikendalikan oleh system syaraf pusat. Pusat respirasi terdapat pada bagian atas medulla oblongata, yang merupakan pusat ekspirasi dan inspirasi. Selain dipengaruhi oleh system syaraf pusat, pernafasan dipengaruhi oleh kadar CO2dalam darah , kadar O2, dan pH darah.
D.        Frekuensi Pernafasan
Frekuensi pernafasan berkisar antara 13 – 18 per menit. Frekuensi pernafasan tersebut di pengaruhi oleh:
a.       Umur : makin bertambah usia biasanya makin bertambah kecil
b.      Jenis kelamin : pada wanita lebih kecil daripada laki – laki
c.       Suhu tubuh : makin tinggi suhu tubuh akan makin menurun frekuensi respirasinya
d.      Posisi tubuh : orang berbaring akan lebih rendah frekuensinya dibanding orang duduk atau berdiri
Kegiatan tubuh : orang yang sedang giat bekerja akan lebih tinggi frekuensinya di banding orang yang istirahat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar